Riau Pos, Ahad 17 April 2011.
 Proses  belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara  keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Tanggung jawab  keberhasilan pendidikan berada di pundak guru, untuk menjadi seorang  guru harus melalui pendidikan dan latihan khusus serta dengan keahlian  khusus.
Oleh  karenanya, sangat tepat apabila guru adalah digugu dan ditiru.  Berdasarkan UU Guru dan Dosen, kedudukan guru adalah pendidik  profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,  mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada  pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan  pendidikan menengah. Pengertian profesional itu sendiri adalah  pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber  penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau  kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta  memerlukan pendidikan profesi.
Jika  seorang guru ingin mengetahui apakah dirinya sudah layak atau belum  menjadi seorang guru , Sebaiknya dia tidak perlu jauh-jauh berkonsultasi  pada pakar pendidikan. Para siswa adalah juri yang terbaik bagi seorang  guru. Mereka adalah komponen otentik, yang pertama kali bisa menentukan  kelayakan gurunya. 
Pada  saat ini, penggunaan berbagai metode dan strategi pembelajaran sangat  membantu guru dalam pencapaian mutu pembelajaran. Tetapi perlu diingat  bahwa hal itu belum cukup karena di mata siswa kelayakan seorang guru  tidak serta merta dinilai dari kepiawaiannya mengajar, tapi adakalanya  dipengaruhi oleh kedekatan emosional. 
Oleh  sebab itu, hubungan guru dan siswa seharusnya bagaikan orang tua dan  anak yang memiliki kedekatan secara emosional. Siswa biasanya akan lebih  mudah menerima pelajaran kalau mereka dikondisikan dalam situasi nyaman  dan merasa dihargai layaknya di rumah sendiri. Guru harus pandai  mendekati siswanya dan menciptakan situasi yang menyenangkan sebelum  pembelajaran dimulai. Dilain pihak, guru juga harus bisa membuat siswa  tetap bersikap santun.
Guru  adalah sebuah profesi. Guru adalah salah satu komponen pendidikan. Di  tangan gurulah nasib bangsa digantungkan. Tugas dan tanggung jawab guru  amatlah besar. Hal ini bisa dipahami, mengingat tugas guru adalah  memanusiakan manusia. Manusia yang utuh, manusia yang berakhlak, berilmu  dan beriman. 
Jadi  pekerjaan guru bukanlah suatu hal yang gampang, pekerjaan guru yang  dilakukan tersebut dilandasi dengan panggilan hidup, maka akan banyak  orang lain disekitar kita yang akan ikut berkembang kearah yang lebih  baik. Disamping bagi guru itu sendiri akan mampu menjadikan dirinya  sebagai orang yang penuh arti bagi dirinya dan orang lain. Dengan  demikian , tendensinya bukan hanya untuk mengejar materi semata yang  dilakukan.
Begitu  susahnya menjadi seorang guru, bukan hanya ilmu dan penegetahuan luas  yang harus dimiliki ataupun gelar yang berlatar belakang pendidikan.  Tapi justru lebih dari itu. Dibutuhkan sebuah kesadaran, pemahaman pada  anak didik dan kesabaran dalam mendidik para anak didik tersebut.  Kesabaran itu perlu dimiliki oleh seorang guru. 
Untuk  dapat benar-benar mendidik, tidak cukup kalau guru hanya menguasai  bahan pelajaran. Ia harus tahu, nilai-nilai apa yang dapat disentuh oleh  materi pelajaran yang akan diberikan kepada para siswa. Guru harus  tahu, sifat-sifat kepribadian apa yang dapat dirangsang pertumbuhannya  melalui materi pelajaran yang akan disajikan. Sebagai contoh bagaimana  caranya agar suatu materi pelajaran dapat dipergunakan untuk merangsang  pertumbuhan nilai-nilai kejujuran, ketelitian, dan keuletan kerja pada  diri para siswa.
Pertanyaan-pertanyaan  semacam inilah yang dipikirkan oleh setiap guru yang ingin meningkatkan  perbuatan mengajar yang dilakukannya menjadi perbuatan mendidik. Dan  ini bukan suatu hal yang mudah. Inilah sebabnya, mengapa banyak guru  yang tidak selalu berhasil meningkatkan diri mereka menjadi pendidik.  Mereka terpaku pada aspek pengajaran dalam melaksanakan tugas mereka  sehari-hari. Dan kalau hal ini terjadi pada sebagian besar guru, maka  hasil yang akan diperoleh ialah siswa-siswa yang cukup luas  pengetahuannya, tetapi tidak cukup mantap kepribadiannya dan akan mudah  mengalami degradasi moral. Kalau ini sampai terjadi, maka kita  menghadapi situasi yang cukup gawat.
Ini  semua tidak berarti, bahwa pekerjaan mengajar itu mudah. Untuk dapat  mengajar dengan baik dperlukan sikap tertentu. Yaitu sikap gemar mencari  pengetahuan baru dan senang berbagi pengetahuan dengan orang lain.  Orang yang mudah merasa puas dengan pengetahuan yang telah dimilikinya  tidak akan dapat menjadi pengajar yang baik. Begitu pula, orang yang  selalu ingin menonjol, selalu ingin lebih tahu dari orang lain, juga  tidak akan dapat menjadi pengajar yang baik.
Maka  dari itu menjadi guru itu tidaklah mudah. Karena berdasarkan UU Guru  dan Dosen, guru punya tanggung jawab meningkatkan martabat dan peran  guru sebagai agen pembelajaran dan meningkatkan mutu pendidikan nasional  yang bertujuan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia  yang beriman dan bertakwa kepada tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,  sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga Negara yang  demokratis dan bertanggung jawab.
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar